GAS LIFT
DASAR TEORI
Suatu sumur produksi yang semakin lama akan mengalami
penurunan tekanan hingga pada akhirnya tenaga dorong sumur tersebut sangat
lemah akibat rendahnya tekanan reservoir.
Hal tersebut menyebabkan laju alir fluida sangat kecil dan tenaga pendorong
yang lemah juga akan sulit mendorong fluida yang memiliki Gas Liquid Ratio (GLR) kecil, yang artinya minyak semakin berat.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan cara untuk
menentukan pengangkatan buatan untuk meningkatkan kembali laju alir fluida
untuk mendapatkan produksi yang maksimal. Salah satu cara yang digunakan adalah
dengan sistem sumur gas lift. Gas lift pada dasarnya memanfaatkan gas
bertekanan tinggi yang diinjeksikan kedalam sumur untuk menurunkan densitas
fluida yang ada didalam tubing
sehingga dapat diproduksikan ke permukaan. Persyaratan suatu sumur produksi
dapat menggunakan sistem gas lift
yaitu:
a) Fluid
level masih cukup
tinggi.
b) Tersedianya gas yang memadai untuk
injeksi, baik dari reservoir itu
sendiri maupun dari tempat lain.
c) Tersedianya compressor.
Pemilihan sistem gas
lift didasarkan pada besarnya GLR formasi, jika GLR formasi lebih kecil
dari GLR optimum, maka penerapan gas lift
akan efektif, tetapi jika GLR formasi lebih besar dari GLR optimum, maka jalan
lain adalah penerapan metode pompa.
PRINSIP DASAR METODE GAS LIFT
Gas
lift merupakan salah satu metode pengangkatan buatan
yang memanfaatkan gas bertekanan tinggi yang
diinjeksikan kedalam lubang sumur untuk menurunkan densitas fluida didalam
kolom tubing, dimana nantinya dapat
meningkatkan produksi suatu sumur. Tujuan operasi gas lift secara umum adalah untuk menciptakan drawdown yang cukup besar sehingga reservoir mampu mengalirkan sejumlah fluida ke permukaan seperti
yang diinginkan. Maka dengan menginjeksikan gas bertekanan tinggi ke dalam tubing melalui annulus, menyebabkan densitas cairan didalam tubing menurun dan gradien tekanan dalam kolom tubing juga menurun, akhirnya timbul perbedaan tekanan antara reservoir dengan tekanan dasar sumur
yang lebih besar dari sebelumnya dan mengakibatkan mengalirnya minyak dari reservoir ke permukaan, atau dapat pula
digunakan untuk menambah laju produksi total pada sumur minyak yang masih flowing tetapi laju produksinya kecil.
Sumur Gas Lift
Menurut Penginjeksiannya
a.
Continuous
Gas Lift
Yaitu dengan menginjeksikan gas secara terus menerus (kontinyu) dengan
jumlah kecil dan tekanan besar kedalam tubing
atau casing pada kedalaman yang
ditentukan untuk memperingan kolom cairan sehingga memperkecil tekanan didasar
sumur yang menyebabkan adanya perbedaan tekanan antara formasi dan dasar sumur
yang cukup untuk memperoleh kapasitas produksi yang diinginkan.
Continuous gas lift digunakan pada sumur yang
mempunyai PI (Productivity Index) dan
Pwf besar, serta kolom fluida di dalam sumur minimal 70 % dari kedalaman total
sumur.
b. Intermittent Gas Lift
Yaitu dengan menginjeksikan gas dalam jumlah dan tekanan yang cukup tinggi
secara periodic kedalam tubing untuk mengangkat sejumlah fluida
yang terakumulasi didalam tubing ke permukaan
dengan kecepatan maksimum untuk mengurangi liquid
fall back.
Ada
empat kategori pemakaian gas lift
yang dianjurkan berdasarkan PI dan BHP, yaitu :
Tabel Kriteria Penentuan Sistem
Injeksi
PI
|
BHP
|
Sistem Injeksi
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Continuous
|
Tinggi
|
Rendah
|
Intermittent
|
Rendah
|
Tinggi
|
Intermittent
|
Rendah
|
Rendah
|
Intermittent
|
Keterangan
:
a.
PI
tinggi > 0,5 bbl/hari/psi.
b.
PI
rendah < 0,5 bbl/hari/psi.
c. BHP
tinggi artinya mampu mengangkat fluida sumur lebih tinggi atau sama dengan 70%
dari kedalaman sumur.
d. BHP
rendah artinya hanya sanggup mengangkat fluida kurang dari atau sama dengan 40%
dari kedalaman sumur.
Baca juga artikel mengenai :Komplesi Sumur
Baca juga artikel mengenai :Komplesi Sumur
Sumur Gas Lift Berdasarkan Instalasinya
Berdasarkan instalasinya maka sumur gas lift dibedakan menjadi tiga yaitu :
a.
Open
Instalation (Instalasi Terbuka)
Adalah
instalasi sumur gas lift dimana
instalasi tersebut tidak dilengkapi dengan packer
dan standing valve. Instalasi jenis
ini umumnya digunakan pada sumur gas lift
dengan sistem injeksi yang continuous
flow.
b.
Semi
Closed Instalation (Instalasi Semi Tertutup)
Adalah instalasi sumur gas lift yang instalasinya telah
dilengkapi dengan packer, tetapi
tanpa standing valve, instalasi ini
umumnya digunakan untuk sumur gas lift
dengan sistem gas injeksi yang continuous
maupun yang intermittent flow.
c.
Closed
Instalation (Instalasi Tertutup)
Adalah
instalasi sumur gas lift yang telah
dilengkapi packer dan standing valve pada rangkaian tubing di bawah operating gas lift valve. Instalasi ini akan efektif bila digunakan
untuk sumur gas lift dengan sistem
injeksi yang intermittent flow.
Sumur Gas Lift Menurut Aliran Produksinya
a.
Tubing
Flow
Pada keadaan
normal atau standar, tubing flow akan dipilih untuk
dilakukan, dimana gas diinjeksikan melalui casing
dan laju alir produksi dari dasar sumur ke permukaan melalui tubing.
b.
Casing
Flow
Apabila laju
alir produksi lebih besar dari batasan diameter tubing yang ada, maka sumur diproduksikan dengan cara
menginjeksikan gas bertekanan tinggi ke dalam tubing, sedangkan laju alir produksi dari dasar sumur ke permukaan
mengalir melalui casing (annulus).
Peralatan pada metode gas lift
a.
Peralatan bawah permukaan
1. Gas lift valve
2. Dummy valve
3. Gas lift mandrel
4. Standing valve
5. Packer
6. Tubing
7. casing
b.
Peralatan atas permukaan
1. Wellhead
2. Flowline
3. Scrubber
4. Compressor
5. Pipeline
Kelebihan dan Kekurangan Metode Gas Lift
Kelebihan
a. Biaya peralatan lebih murah
dibandingkan dengan metode pengangkatan buatan lainnya.
b. Dapat menangani laju alir dari 10
hingga 50.000 bpd.
c. Dapat dipakai pada seluruh kondisi
jenis sumur (sumur tegak, miring, maupun dalam).
d. Dapat digunakan pada sumur dengan problem kepasiran.
Kekurangan
a. Harus memiliki sumber gas.
b. Investasi awal cukup besar, terutama
bila harus memakai compressor.
c. Bila gas yang dipakai bersifat
korosif, maka dibutuhkan unit penetral.
Posting Komentar untuk "GAS LIFT "