Cerita Rakyat - Ikan Ajaib
Kami menyediakan cerita rakyat yang mudah di ingat dan sangat cocok untuk kalian yang sedang ada tugas sekolah, cerita rakyat yang mudah di ingat ini mengenai ikan ajaib - Pada zaman dahulu, cerita rakyat ini menceritakan mengenai sebuah desa di pulau Sulawesi, ada sebuah keluarga miskin yang hidup bersama seorang anak laki-laki yang bernama Mangge.Desa mereka letaknya di tepi hutan. Di sanalah mereka mendirikan dan membangun gubuh kecil untuk mereka berteduh dan beristirahat.
Tidak jauh dari gubuk mereka, mengalir sebuah sungai kecil, dimana di sungai itu hidup ikan yang beragam jenisnya. Ayah Mangge mencari nafkah untuk keluarganya dengan mencari ikan dari sungai kecil ini.
Setiap hari, ayah Mangge pergi memancing ikan di sungai. Kalau hasil pancingannya banyak, maka ia akan pulang dengan hati gembira karena sebagian ikan hasil pancingannya akan ia jual untuk membeli beras.
Namun, jika ikan hasil pancingannya dalam jumlah yang sedikit atau bahkan tak ada hasil, maka ia pulang ke rumah dengan wajah sedih dan lesu, karena artinya ia tak bisa membeli beras hari itu.
Walaupun hidup miskin dan serba kekurangan, keluarga Mangge tetap sabar dan sellau memohon pertolongan pada Yang Maha Kuasa.
Ayah dan ibu Mangge sudah berusia lanjut. Mange tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa. Ia merasa kasihan pada ayah dan ibunya yang sudah tua, ia pun membantu menghidupi keluarganya dengan mencari nafkah menggantikan sang ayah. Setiap hari, Mangge memancing ikan di sungai, dari satu tempat ke tempat yang lain. Ia memancing dengan penuh kesabaran.
Selang beberapa tahun kemudian, ayah Mangge meninggal karena usianya yang semakin tua, dan disusul dengan ibunya. Baca juga : Cerita rakyat batu ajaib
Setelah ditinggal oleh kedua orangtuanya untuk selama-lamanya, Mangge hidup seorang diri. Peninggalan kedua orang tuanya hanya sebuah gubuk kecil yang sekarang ia tinggali dan sebuah pancing untuk ia mencari nafkah di sungai.
Suatu hari, Mangge pergi memancing ke sungai. Ia melemparkan mata pancing ke dalam air. Tak lama kemudian, ada sesuatu yang menarik umpan yang ia berikan. Ia segera mengangkat pancingnya.
Ia terkejut karena ia mendapatkan seekor ikan yang ukurannya cukup besar. Mange membawa pulang ikan hasil pancingannya dengan hati yang gembira. Ia memelihara ikan itu di gubuknya.
Semenjak Mangge mendapatkan ikan besar itu, saat ia memancing, ia tak pernah lagi mendapatkan ikan lagi barang seekor pun. Ia merasa kesal dan pulang ke rumah dengan tangan hampa. Ingin rasanya ia memasak ikan besar yang ia pelihara.
Sesampainya dirumah, Mangge mendapati makanan yang telah siap santap di atas meja. Ia pun terheran-heran, siapa yang menyediakan makanan untuk dirinya, padahal ia tinggal seorang diri di gubuk. Mangge akhirnya lupa akan niatnya memasak ikan besar.
Ia segera memakan makanan yang ada di atas meja. Setelah selesai makan, Mangge berbaring di atas balai. Ia tertidur dan bermimpi ada seorang gadis menghampiri dirinya sambal tersenyum, dan didalam mimpinya Mangge berusaha meraih tangan gadis itu.
Mangge terbangun dari mimpinya. Ia keluar gubuk dan melihat sekeliling gubuknya. Tak ada siapapun. Bahkan ikan besar dalam ember yang ia pelihara juga ada. Baca juga : Cerita rakyat mudah di ingat dari sulawesi
Mangge penasaran siapa yang memasakkan makanan untuknya. Ia pun berpura-pura keluar gubuk sambil membawa pancing. Tetapi ia tidak pergi ke sungai, ia bersembunyi di belakang gubuk dan mengintip dari sela-sela dinding gubuknya.
Tiba-tiba ikan dalam ember melompat keluar dan berubah menjadi seorang gadis. Gadis itu mengerjakan pekerjaan rumah tanpa merasa curiga. Ia tidak tahu bahwa ada yang memperhatikannya. Mangge terkejut, wajah gadis itu sama persis dengan gadis yang ia lihat dalam mimpinya.
Setelah selesai, gadis jelmaan ikan itu melangkah perlahan menuju ember. Belum sempat ia masuk ke dalam ember, Mangge masuk ke dalam gubuk dan Mangge mendekati gadis itu sambal memegang tangannya. Gadis itu tersenyum dan membalas memegang tangan Mangge.
Mange akhirnya menikahi gadis jelmaan ikan itu dan hidup bahagia bersamanya.
Demikian cerita rakyat mudah mengenai ikan ajaib
Tidak jauh dari gubuk mereka, mengalir sebuah sungai kecil, dimana di sungai itu hidup ikan yang beragam jenisnya. Ayah Mangge mencari nafkah untuk keluarganya dengan mencari ikan dari sungai kecil ini.
Setiap hari, ayah Mangge pergi memancing ikan di sungai. Kalau hasil pancingannya banyak, maka ia akan pulang dengan hati gembira karena sebagian ikan hasil pancingannya akan ia jual untuk membeli beras.
Namun, jika ikan hasil pancingannya dalam jumlah yang sedikit atau bahkan tak ada hasil, maka ia pulang ke rumah dengan wajah sedih dan lesu, karena artinya ia tak bisa membeli beras hari itu.
Walaupun hidup miskin dan serba kekurangan, keluarga Mangge tetap sabar dan sellau memohon pertolongan pada Yang Maha Kuasa.
Ayah dan ibu Mangge sudah berusia lanjut. Mange tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa. Ia merasa kasihan pada ayah dan ibunya yang sudah tua, ia pun membantu menghidupi keluarganya dengan mencari nafkah menggantikan sang ayah. Setiap hari, Mangge memancing ikan di sungai, dari satu tempat ke tempat yang lain. Ia memancing dengan penuh kesabaran.
Selang beberapa tahun kemudian, ayah Mangge meninggal karena usianya yang semakin tua, dan disusul dengan ibunya. Baca juga : Cerita rakyat batu ajaib
Setelah ditinggal oleh kedua orangtuanya untuk selama-lamanya, Mangge hidup seorang diri. Peninggalan kedua orang tuanya hanya sebuah gubuk kecil yang sekarang ia tinggali dan sebuah pancing untuk ia mencari nafkah di sungai.
Suatu hari, Mangge pergi memancing ke sungai. Ia melemparkan mata pancing ke dalam air. Tak lama kemudian, ada sesuatu yang menarik umpan yang ia berikan. Ia segera mengangkat pancingnya.
Ia terkejut karena ia mendapatkan seekor ikan yang ukurannya cukup besar. Mange membawa pulang ikan hasil pancingannya dengan hati yang gembira. Ia memelihara ikan itu di gubuknya.
Semenjak Mangge mendapatkan ikan besar itu, saat ia memancing, ia tak pernah lagi mendapatkan ikan lagi barang seekor pun. Ia merasa kesal dan pulang ke rumah dengan tangan hampa. Ingin rasanya ia memasak ikan besar yang ia pelihara.
Sesampainya dirumah, Mangge mendapati makanan yang telah siap santap di atas meja. Ia pun terheran-heran, siapa yang menyediakan makanan untuk dirinya, padahal ia tinggal seorang diri di gubuk. Mangge akhirnya lupa akan niatnya memasak ikan besar.
Ia segera memakan makanan yang ada di atas meja. Setelah selesai makan, Mangge berbaring di atas balai. Ia tertidur dan bermimpi ada seorang gadis menghampiri dirinya sambal tersenyum, dan didalam mimpinya Mangge berusaha meraih tangan gadis itu.
Mangge terbangun dari mimpinya. Ia keluar gubuk dan melihat sekeliling gubuknya. Tak ada siapapun. Bahkan ikan besar dalam ember yang ia pelihara juga ada. Baca juga : Cerita rakyat mudah di ingat dari sulawesi
Mangge penasaran siapa yang memasakkan makanan untuknya. Ia pun berpura-pura keluar gubuk sambil membawa pancing. Tetapi ia tidak pergi ke sungai, ia bersembunyi di belakang gubuk dan mengintip dari sela-sela dinding gubuknya.
Tiba-tiba ikan dalam ember melompat keluar dan berubah menjadi seorang gadis. Gadis itu mengerjakan pekerjaan rumah tanpa merasa curiga. Ia tidak tahu bahwa ada yang memperhatikannya. Mangge terkejut, wajah gadis itu sama persis dengan gadis yang ia lihat dalam mimpinya.
Setelah selesai, gadis jelmaan ikan itu melangkah perlahan menuju ember. Belum sempat ia masuk ke dalam ember, Mangge masuk ke dalam gubuk dan Mangge mendekati gadis itu sambal memegang tangannya. Gadis itu tersenyum dan membalas memegang tangan Mangge.
Mange akhirnya menikahi gadis jelmaan ikan itu dan hidup bahagia bersamanya.
Demikian cerita rakyat mudah mengenai ikan ajaib