Kisah Siput Sungai dan Laba - Laba
Di suatu sore yang cerah, seekor siput sungai sedang menyusuri tepian sungai. Ia berjalan dengan sangat perlahan sambil menikmati angin semilir yang menerpa tubuhnya. Hingga dekat dengan sebuah rumah laba - laba.
"Hai siput, apa yang sedang kau lakukan ?"
"Hai laba - laba. Aku sedang jalan - jalan sore."
"Wah kau bilang itu berjalan ? Bagiku itu tidak seperti berjalan."
"Ya, bagi kaum siput ini sudah di namakan berjalan karena kami berpindah."
"Memangnya kau mau kemana ?"
"Aku mau melihat ujung sungai."
"Butuh waktu berapa tahun hingga kau sampai ujung sungai ini ?"
"Mungkin satu bulan lebih ?"
"Ketahuilah, mungkin sampai mati kau tidak akan bisa menemui ujung sungai ini."
"Kenapa ?"
"Kau lihat kotak kecil - kecil di sana ?"tunjuk laba - laba.
"Iya. Apa itu ?"
"Tak jauh dari sini, ada perumahan manusia. Manusia itu sangat serakah. Mereka suka menculik hewan sungai. Termasuk siput sungai sepertimu."
"Benarkah ? Kau tidak mengada - ada ?"
"Tentu saja tidak. Pernah suatu sore ketika aku sedang mencari makan di pepohonan, aku melihat para manusia berlarian membawa wadah besar berisi siput sungai."
"Jadi alasan para siput sungai tidak kembali setelah beberapa hari adalah di ambil oleh manusia. Lalu akan di apakan teman - temanku itu ?"
"Aku juga tidak tahu. Mungkin akan di sekap di sebuah wadah kecil tanpa di beri makan."
"Menyeramkan sekali. Aku harus menolong teman - temanku."
"Tidak mungkin bisa. Dengan kemampuan berlarimu yang lamban ini ?"
"Memangnya manusia itu cepat ?"
"Aduh siput, kau ini benar - benar polos ya. Manusia itu bahkan lebih cepat dari pada ikan. Manusia juga suka menangkap ikan."
"Lalu aku harus bagaimana ? Mereka menculik teman - temanku."
"Bersembunyi tentu lebih baik dari pada kau juga ikut di culik oleh mereka."
"Maukah kau mencari tahu tentang teman - temanku ? Apa yang mereka alami di sana. Aku ingin tahu. Kau lebih cepat dariku, laba - laba."
"Hmmm..."
"Boleh ya ?"
"Baiklah, nanti malam aku akan coba melihat ke sana. Sekarang kau pulanglah."
"Terima kasih. Aku akan pulang."
Siput sungai itu langsung memutar balik arahnya, ia segera berbalik ke belakang dan menyusuri jalan sampai ia tiba di rumahnya.
"Ayah, kata laba - laba, manusia itu suka menculik para siput sungai."
"Itu memang benar."
"Lalu di apakan para siput sungai, Yah ? Apa jangan - jangan mereka menculik kakak - kakakku untuk di sekap dan tidak di beri makan ?"
"Ayah juga tidak tahu. Beberapa hari yang lalu Ayah dan teman - teman ayah mencari makanan di dekat sungai sana. Karena keasyikan mencari makan, kami tidak memperhatikan sekitar. Tiba - tiba tanah bergetar dan suara keramaian manusia. Langkah mereka besar dan panjang. Tangan mereka yang jahat itu mengambil teman - teman Ayah. Saat itu ayah bersembunyi di balik dedaunan kering. Ayah melihat teman - teman ayah di masukkan ke dalam wadah tertutup. Mereka berteriak lalu masuk ke dalam cangkang. Dan sampai saat ini mereka tidak pernah kembali."
"Manusia sangat mengerikan ya, ayah."
"Makanya kamu harus berhati - hati. Jangan main terlalu jauh dari rumah."
"Baik, aku mengerti, ayah."
Keesokan harinya, siput itu berjalan menuju rumah laba - laba. Tampak hewan berkaki banyak itu sedang menunggu kedatangan siput.
Baca juga Cerita Rakyat - Putri Malika dan Putri Anggun
"Siput, cepat kemari. Aku sudah tidak sabar ingin menceritakan apa yang ku lihat tadi malam."
"Ada apa laba - laba ? Kau jadi pergi melihat ke perumahan manusia ya ?"
"Iya. Tadi malam aku berjalan lama sekali. Jaraknya lumayan jauh. Manusia - manusia itu tinggal di rumah besar berkayu. Di dalamnya ada manusia besar dan jangkung. Aku takut sekali mereka melihatku."
"Lalu apa kau melihat siput sungai ?"
"Iya. Aku berjalan kesana kemari mencari wadah tertutup. Akhirnya setelah cukup lama, aku menemukan wadah itu. Tapi siput sungai sudah tidak ada lagi di dalamnya."
"Manusia itu sebenarnya menjadikan temanku seperti apa sih."
"Siput.."
"Ya ?"
"Aku melihat cangkang siput sungai di luar rumah manusia. Sepertinya mereka memasak semua siput sungai."
"Apa ?!"
"Iya. Aku juga bertemu dengan laba - laba yang tinggal di rumah manusia. Mereka melihat sendiri bahwa semua siput sungai yang di buru, di masak dan di makan oleh semua anggota keluarga manusia."
"Serakus itukah manusia memangsa teman - temanku ? Aku kira hanya tikus sawah yang memangsa siput sungai. Ternyata ada manusia juga."
Semenjak saat itu, kumpulan siput sungai bermigrasi ke tempat lain yang tidak ada manusianya. Ketika ada satu atau dua manusia datang mengambil ikan di sungai tempat para siput tinggal, maka siput - siput itu akan bermigrasi lagi. Para siput itu sangat menghindari perjumpaan dengan manusia. Akan tetapi para manusia juga pintar ketika berburu siput sungai.
Posting Komentar untuk "Kisah Siput Sungai dan Laba - Laba"