Job Safety Analysis (JSA)
Contoh Job Safety Analysis (JSA) adalah salah satu metode untuk mengidentifikasi aspek bahaya yang ada pada pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk melakukan pengendalian agar bahaya tersebut tidak menjadi suatu kerugian ataupun hal yang membuat kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja.
Dalam halaman ini www.lulusandiploma.com telah merangkum beberapa kumpulan Job Safety Analysis (JSA) untuk kalian pergunakan dalam mengidentifikasi bahaya dalam setiap proses pelaksanaan. Karena pentingnya pembuatan JSA tersebut karyawan ataupun petugas HSE dilingkungan perusahaan wajib memiliki kompetensi dalam memitigasi risiko yang ada.
Dalam pembuatan dokumen Job Safety Analysis (JSA) kita harus mengetahui juga hirarki pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu Eliminasi, Substitusi, Engineering Control, Administratif sera PPE atau alat Pelindung Diri.
Lulusandiploma.com sudah merangkum artikel terkait Job Safety Analysis, karena tujuan kami yaitu apabila kami sudah tidak ada dunia, materi yang telah dirangkum dalam situs website ini bisa bermanfaat dan tidak terputuslah amalan yang kami dapatkan. Silahkan pilih artikel yang anda ingin baca dibawah ini.
Contoh Job Safety Analysis (JSA)
Setiap proses pekerjaan yang akan dilakukan alangkah baiknya dilakukan mitigasi risiko agar bahaya tersebut dapat termonitor dan tidak mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan. Contoh Job Safety Analysis (JSA) diatas dapat dijadikan acuan rekan-rekan ataupun praktisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilapangan.
Tujuan JSA
Untuk meraih suatu keberhasilan produksi, harus ada komitmen yang kuat dari manajemen dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dilingkungan Perusahaan agar seluruh karyawan menyadari akan pentingnya perlindungan diri, aset maupun lingkungan disekitar. Oleh sebab itu perlu adanya dokumen penunjang seperti Job Safety Analysis (JSA) itu sendiri yang memiliki tujuan sebagai berikut.
#1 Mengukur dan membuat rencana kerja
Tujuan pembuatan dokumen Job Safety Analysis (JSA) adalah untuk mengukur serta membuat rencana kerja yang akan dilaksanakan. Sehingga pekerjaan yang akan dilakukan terstruktur, terdata dan terencana sehingga memastikan dalam pelaksanaannya berjalan dengan lancar, aman dan tanpa adanya kecelakaan kerja.
Dalam membuat rencana kerja harus adanya peran dari supervisor ataupun pengawas yang bertanggung jawab agar semua langkah kerja dapat termitigasi dan tidak ada step pekerjaan yang terlewatkan sehingga tiap-tiap elemen dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu identifikasi risiko.
#2 Mengidentifikasi potensi bahaya
Tujuan yang kedua dalam pembuatan dokumen JSA adalah untuk mengetahui potensi bahaya apa saja yang dapat timbul dari pekerjaan yang sudah direncanakan sebelumnya agar risiko tersebut tidak menjadi sebuah penyebab kerugian yang akan dialami oleh Perusahaan.
Dari seluruh langkah kerja yang telah dipaparkan anda harus menjabarkan satu per satu kemungkinan yang akan terjadi apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam kategori risiko tersebut dapat dibagi menjadi beberapa golongan dari risiko kecil, risiko sedang, risiko high dan risiko extreme.
#3 Menganalisa usaha pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja
Selain daripada mengetahui langkah kerja serta potensi bahaya, tujuan JSA yang terakhir yaitu untuk menganalisa usaha tindakan pencegahan dan tindakan pengendalian agar kecelakaan kerja tidak terjadi pada proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Dari tiap-tiap kategori pekerjaan dan bahaya yang ada, harus dipaparkan mengenai langkah yang strategis untuk menghilangkan dan mengurangi potensi bahaya tersebut agar keberlangsungan produksi bisa berjalan dengan optimal.
Manfaat JSA
Dalam bentuk implementasi yang sesuai dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan dituntut untuk menjalankan beberapa program yang bertujuan untuk meminimalisir kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja (PAK) terjadi dilingkungan Perusahaan.
Oleh karena itu penerapan salah satu program K3 dengan menerapkan pembuatan JSA di lingkungan kerja dapat menjadi tolak ukur untuk menjamin setiap kegiatan produksi yang dilaksanakan dapat berjalan dengan aman.
Selain untuk menjamin setiap aktivitas berjalan aman, ada beberappa faktor yang ikut mendorong penerapan JSA diakukan, manfaat tersebut antara lain:
- Untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja yang terjadi pada proses produksi
- Melindungi keselamatan karyawan
- Melindungi kesehatan karyawan
- Melindungi lingkungan
- Menjalankan peraturan atau regulasi pemerintah
- Meningkatkan tingkat pemahaman akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan
- Membuat, mengidentifikasi, memperbarui dokumen serta aturan kerja baku
- Meningkatkan komunikasi karyawan dalam aspek K3
- Meningkatkan citra baik perusahaan
- Menjamin karyawan bekerja dengan aman
- Manfaat lainnya.
Semoga artikel mengenai Kumpulan Contoh Job Safety Analysis (JSA) ini dapat bermanfaat dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Salam kami www.lulusandiploma.com.